Tip:
Highlight text to annotate it
X
Original Subs By : Stefanie Y. Hong
IDFL™ Subs Crew www.indofiles.org
Penerjemah : Sue Valentino
Email : suearis@hotmail.com
Beri aku makan!
Kau ingin membuatku mati kelaparan!
Aku datang.
Aku bahkan tak bisa buang air dengan tenang.
Aku lapar! Beri aku makan!
Tangkap aku bila kau bisa. Di mana aku?
Cepat! Dasar keras kepala.
Satu.
Dua.
Tiga./ Gadis nakal!
Kau pikir dapat kabur dariku.
Kau menangkapku! Baik, ayo kita pergi.
Waktunya sarapan pagi.
Silahkan duduk.
Dia bahkan belum menyentuh makanannya?/ Ya.
Suap aku sekarang!
Baiklah. Tunggu sebentar.
Dia bahkan belum selesai makan.
Beri aku makan! Beri aku makan!
Jeong-su, makanlah setidaknya sebelum kau tidur.
Aku tidak lapar.
Jeong-su, ajari aku menggunakan komputer.
Nanti.
Bu!/ Ya?
Berhenti menaruh bunga di pialaku.
Sangat norak.
Benarkah? Baiklah, ibu tidak akan meletakkanya disana.
Bubur lagi?
Ibu yang menyuruh untuk buatkan bubur.
Ibu memang licik!/ Bersikap baiklah!
Apa kau melihat syal ku?/ Ada kerang segar disana.
Kau ingin makan bubur selamanya.
Tunggu, Yeon-su. Aku membuatnya demi kesehatanmu.
Aku tidak selera. Dah, nek.
Baik, jangan makan. Tak ada seorangpun yang makan di rumah ini!
Apa yang harus kulakukan?
Apa kau akan melakukan operasi hari ini?
Tidak ada?
Aku ada pertemuan dengan seorang gadis nanti sore.
Aku akan mampir di rumah sakit setelah selesai kerja.
Untuk apa?
Aku pergi.
Kantung kemih ku terasa sakit dan masa haid ku tidak datang lagi.
Itu normal saat seusiamu.
Aku akan mampir dan bertemu dengan Dr. Yoon./ Jangan ke rumah sakit itu lagi.
Namun, aku lebih suka Dr. Yoon./ Kita bisa telat, yah!
Minum beberapa obat dan jangan berdebat lagi soal itu.
Tapi bukannya semakin membaik.
Aku mampir, ya?
Kau dimana??
Suapi aku, gadis nakal!
Aduh, wanita tua! Kepalaku!
Kau memperlakukan mertuamu seperti anjing!
Berhenti buat aku kelaparan!
Sakit!
Apa kau sudah pilih?
Bagus. Sekarang yang bola merah.
Bola merah!
Itu adalah bola kuning.
Bola merah!/ Bola kuning.
Wanita gila. Kau mengatakan untuk mengambil yang merah.
Tidak, aku tidak pernah mengatakannya.
Aku tak ingin main lagi!/ Kenapa?
Bermainnya nanti, setelah menggendongku.
Tidak mau./ Gendong aku.
Tidak. Aku sudah tak muda lagi. Punggungku sakit.
Ketika hatimu terasa sepi.
Saat kau memberikan cintamu. Sampai tak ada yang tersisa.
Berjuta-juta bunga-bunga akan bermekaran
Ada orang?
Tak ada seorangpun disini.
Bawa aku bersamamu! Lepaskan aku!
Disana ada Kakek.
Kau harus pergi bersamaku! Kita akan pergi ke Korea Selatan!
Nona! Kau harus pergi bersamaku!
Sudah kubilang jangan merokok.
Ada apa denganmu?
Kau akan mengidam saat kau sedang hamil.
Siapa bilang?
Ibuku. Ketika dia melihatku makan.
Sudah kubilang, kau salah.
Lalu siapa?
Maksudku, kita melakukannya hanya sebentar.
Hari itu saat di spa.
Setelah minum bir. Ku bilang tidak ingin, tapi kau datang dari belakang!
Hei, aku tak pernah lupa untuk orgasme di luar.
Itu bisa saja bocor saat dicabut.
Itu masih tidak mungkin..., bukan begitu?
Apa yang tidak mungkin! Apa kau bodoh? Kau bahkan tidak menyadari saat orgasme tiba?
Kau bahkan tak mencoba untuk membantu!
Aku akan mengurusinya sendiri.
Ya, itu kelihatan bagus.
Boleh kita beli bonekanya?
Yeon. Aku mencoba untuk menghubungimu...
Aku pasti meninggalkannya di dalam. Maaf, pak.
Aku tak bisa mengandalkanmu.
Bisa kita bicara?
Apa kau sibuk saat ini?/ Tidakkah kaulihat aku sedang sibuk??
Dimana gedung pernikahannya?
Di lantai tujuh./ Lantai tujuh?
Maaf, aku terlambat.
Kau naik bus lagi./ Wanita tua itu pasti mengikutinya lagi.
Dia merasa takut bila aku tidak ada./ Berhentilah mengkhawatirkan dirinya.
Masukkan dia ke panti jompo. Tempat itu seperti hotel sekarang.
Dia membangun hotelnya sendiri.
Ini bagianmu.
Ini layak ditunggu.
Pengantin perempuannya terlihat sangat bahagia.
Tidak tahu betapa sedih ibunya.
Kehidupan akan mengajarkan anak-anak ini.
Apakah Yeon-su masih lajang?/ Dia sedang melirik seseorang.
Mereka bekerja bersama./ Nikahi mereka selagi kau bisa.
Bukankah dia masih terlalu muda?
Itulah hukumanmu.
Kau menungguku?
Masih alasan yang sama, bukan?
"Istri curiga, jadi aku tak bisa menelpon selama sebulan."
Sial.
Kau sedang menunggu, kan?
Sakit.
Nona Jung Yeon-su.
Ponselmu tidak menjawab. Dimana kau?
Tolong diangkat.
Dia pasti sekitar sini.
Aku minta maaf, pak.
Yeon-su!/ Ibu!
Terima kasih.
Mari kita makan bersama pacarmu.
Kenapa kau tak menelpon terlebih dulu?
Aku harus membuat janji untuk bertemu dengan putriku?
Dia sibuk.
Namun, dia harus makan./ Dia sedang keluar.
Pulanglah. Aku sibuk./ Ayolah.
Lima menit!
Baik, hanya semangkuk mie.
Berbelanja dan pulanglah.
Kapan kau akan memperkenalkannya pada ibu?
Nanti!
Kau tidak punya uang?
Kau tidak punya sepeserpun?
Shin Sun-ae!
Kau benar-benar tidak punya uang?
Kau menyembunyikannya dariku!/ Aku tidak punya uang!
Kemarin!
Uang yang kau dapatkan kemarin!
Berapa kira-kira yang kau dapat?
Kau pikir ini hanya sebuah lelucon?
Aku akan membunuhmu..
Ayolah!
Dimana?
Kau tidak punya?
Kau tak punya, jalang?
Sial! Kubilang, tidak!
Setelah semua uang yang diberikan kakakmu padamu...
Sial!
Itu hanya uang receh!
Kau meminjam 5 juta won terkahir kali! Omong kosong!
Berikan itu sekarang!
Lepaskan aku!
Sial.
Kau bahkan tak pernah menang bermain judi!
Aku belum pernah melihat jenis ini sebelumnya.
Ini adalah bunga anemon Jepang.
Bunga liar sangat sulit bermekar.
Sial.
Berikan uangnya.
Berikan uangnya!/ Aku tidak punya!
Sun-ae!
Aku dapat full house!/ Hentikan!
Kau tahu apa artinya full fouse?
Bisa mendapatkan berlian di jarimu!
Aku tidak peduli!
Ayo!/ Apa yang terjadi?
Lepaskan aku!
Berikan uangnya!
Lepaskan!/ Serahkan uangnya.
Lepaskan!
Kau tak bisa lakukan ini!
Apa yang kita punya disini?
Coba lihat ini!/ Jangan!
Jangan lakukan ini. Itu uang tabungan kita.
Aku akan mengembalikannya.
Aku akan menang, dan kukembalikan 10x lipat.
Kembali kau pencuri!
Sun-ae?
Kembalikan uangku, bajingan!
Kemana dia lari? Aku akan membunuhmu!
Andalkan saja pria tuamu itu.
Kau hanya perlu menunggu.
Kau suka itu, kan?
Tunggu saja. Aku akan kembali.
Berdoalah untuk mendapatkan full house!
Kau harus menang!
Atau aku akan mengulitimu hidup-hidup!
Coba kita lihat.
Ada banyak sekali kotoran disini.
Aku tahu. Sudah benar-benar kering.
Tidak bau kah?
Siapa yang mau mencoba mencium hal seperti itu?
Kami.
Bagaimana, apakah Yeon-su menyukai pekerjaannya?
Dia selalu bekerja lembur, namun tidak pernah mengeluh.
Pertanda yang baik bukan./ Dan Jeong-su?
Dia sudah punya waktu luang sejak ujiannya selesai.
Kuharap ia berhasil kali ini.
Apakah perutmu terasa sakit ketika buang air kecil?
Sedikit.
Kau harus di periksa ke bagian lain.
Kenapa? Ada yang tak beres?/ Tidak.
Berhubung kau sudah ada di sini.
Silahkan, pasien selanjutnya. Ya?
Aku merindukanmu!
Aku bahkan meninggalkan full house demi bertemu deganmu.
Kau tahu artinya full house?/ Tidak.
Yang ini disebut "Full"./ Harganya sebesar 6000 won.
Ini disebut "house"!/ 12 ribu won!
Full House! Kau menyukainya?
Bermainlah sendiri?
Kau membuatku kaget!/ Keparat!
Dasar bajingan!/ Ada apa denganmu?
Sebagai gantinya teruslah bermain judi!
Berhenti memegang payudara setiap kali kau ke kota!
Aku tidak akan melakukannya jika kau punya payudara yang bagus!
Dasar bajingan.
Apa kau baru saja tertawa?
Kau dalam masalah sekarang.
Masalah besar.
Apa ini tidak asin?
Kau suka saat mereka memeras susumu?/ Tentu saja.
Aku sangat menyukainya, jari-jari kakiku terangsang.
Oh, benarkah?/ Lepaskan.
Lepaskan aku!
Bajingan!
Payudaraku!
Suruh dia pergi!
Kau tidak penasaran dengan hasil testku?
Apakah perempuan itu cantik, atau aku?
Apa kau sudah gila?
Ya, aku benar-benar gila!
Dengan cara apa lagi agar aku bisa hidup denganmu?/ Berhenti!
Kalau begitu, jangan buat aku menggigit mereka lagi!
Soal pekerjaanmu...
Tak bisakah kau menunggu beberapa tahun lagi sebelum ingin pensiun?
Kenapa?
Akan lebih baik jika kau berhenti setelah Jeong-su masuk ke perguruan tinggi.
Kita menghabiskan banyak uang untuk membangun rumah.
Kepala rumah sakit itu masih terlalu muda menggantikanmu?
Apa yang Jeong-su lakukan selarut ini?
Apakah mereka punya buah persik?
Apa yang bisa kubantu?
Ada buah persik?
Sepertinya sudah habis terjual.
Hanya tinggal dua yang tersisa.
Ya.
Sekarang?
Ada apa?
Jeong-su!
Hei!
Jung Jeong-su!
Kenapa denganmu hari ini?
Aku tidak bisa melakukannya./ Apa?
Bayi itu... aku tidak bisa!
Tunggu.
Aku tidak bisa pergi ke rumah sakit.
Ini juga manusia./ Jadi?
Kau ingin melahirkannya?/ Ya.
Setidaknya kita beri kesempatan untuk melihat dunia ini.
Ibuku dapat membantu, dan ibumu juga.
Jadi bersikaplah seperti serorang ayah.
Mereka bilang sesekali minum tidak masalah!
Kau kedengarannya begitu serius.
Aku baru saja meninggalkan istriku di jalan.
Apa yang begitu penting selarut ini?
Di usiamu ini, kau tak perlu lagi nasihat hubungan percintaan...
Cheol.
Hasil tesnya keluar./ Jadi?
Tumor menyebabkan kemihnya bermasalah.
Ada di atas rahim, menekan kandung kemihnya.
Pasti cukup besar sehingga aku dapat merasakannya.
Ini tumor ganas.
Mana hasil gambar MRI-nya?
Berikan kuncimu.
Kunci ruanganmu!
Mungkin semakin membesar,
yang menjelaskan gejala-gejala akhir ini.
Kelihatannya sudah menyebar ke organ tubuh yang lain.
Salju pertama tahun ini begitu indah.
Aku membawa buah persik.
Kau jadi gadis penurut hari ini.
Kau meyukai menantumu sekarang, kan?
Aku akan mengupasnya untukmu.
Gadis pintar.
Ayo makan.
Ibu!
Aku tidak suka bunga!
Astaga.
Suamimu melirik pelacur.
Kau tidak pantas mendapat bunga!
Ibu!
Pulanglah jumpai In-hee./ Pulang?
Dan melakukan apa?
Menangisi istriku yang sakit kanker?
Dia mengatakan dia merasa sakit.
Tapi aku hanya menyuruhnya untuk membeli obat di apotik.
Suaminya adalah seorang dokter.
Sekarang setelah sekian lama,
Apa aku harus memberitahunya bahwa ia mengidap kanker?
Kau tahu betapa tak bergunanya aku?
Kesalahanku membunuh pasien.
Membuat rumah sakitku hancur.
Aku malu saat usia begini masih menerima upah harian,
jadi aku terus mengatakan padanya untuk jangan datang ke rumah sakit.
Kau perempuan nakal!
Mencuri suamiku masih belum cukup.
Sekarang kau memberikan kotoran anjing pada ibu mertuamu.
Kau makan sampah ini!
Wanita menjijikkan./ Apa ini?
Kau membuatku gila!
Kau yang gila! Wanita nakal sialan.
Kau pikir aku bodoh dan memberikan kotoran anjing ini!
Astaga.
Kau seharusnya tidak membuang makanan!
Ada apa denganmu?
Ini enak./ Perempuan kotor.
Menurutmu ini enak?
Rasanya sangat enak!
Mau mencobanya? Ini enak.
Cobalah sedikit.
Jae-young...
Kau tidak apa?
Jeong-su.
Ayo pergi.
Apa kau tetap suka padaku, Jae-young?
Bahkan jika aku tidak masuk sekolah kedokteran?
Kau mengatakan kau merasa yakin kali ini.
Aku hanya menebak jawaban.
Pergilah ke sekolah seni jika itu yang kau inginkan./ Kau tahu sifat ayahku.
Ayo bangkit dan pulanglah./ Aku tidak mau.
Ayolah./ Jae-young.
Kembali kesini!/ Kotoran anjing!
Ibu, hentikan! Berikan itu kembali.
Darimana datangnya kekuatan ibu ini?
Kau membuat semuanya berantakan!
Apa yang harus kulakukan?
Kotoran anjing!
Kotoran anjing!/ Hentikan!
Kapan kau akan berhenti membuatnya menderita?
Dasar wanita tua!
Kenapa kau marah pada istriku?
Apa yang dia lakukan?/ Kenapa?
Apa dia pernah melakukan sesuatu padamu?
Apa dia melakukan kesalahan?/ Maafkan aku, tuan!
Dia hanya orang tua yang pikun.
Kenapa kau minum dan bersikap seperti ini?
Aku tak akan melakukannya lagi, tuan!
Apa yang kalian berdua lakukan diluar selarut ini?
Aku bicara padamu!
Lepaskan./ Dasar anak nakal!
Ayah!
Naik ke atas.
Ada apa denganmu?/ Naik ke atas.
Apa kau lolos?
Kau hanya menyelesaikan ujian.
Dan sekarang kau keluar untuk minum?
Dia sudah berusaha keras, belajar untuk ujian.
Masuk ke dalam!
Jangan coba untuk mengomeliku!
Kau bahkan tidak tahu tubuhmu mulai membusuk!
Sial.
Jeong-su!
Jeong-su.
Jeong-su?
Kenapa melakukan hal yang kau sesali nantinya?
Ibu sangat terkejut.
Dia hampir tidak bisa tidur.
Yeon-su sudah pergi. Kamu naik taksi.
Datang ke rumah sakit Dr. Jang nanti.
Untuk apa?
Ada beberapa tes yang harus dilakukan.
Aku sudah melakukan tes kemarin.
Itu hanya masalah kendung kemih.
Doktermu dan banyaknya tes membuang uang saja...
Berhenti bergumam tidak jelas./ Bagaimana dengan rumah?
Aku harus pergi dan membayar tim konstruksi hari ini.
Pergi saja lain kali./ Aku tidak bisa menundanya lagi!
Musim dingin selanjutnya bisa membuatmu ibu sakit.
Datanglah./ Kau tak pernah mendengarkanku?
Sun-ae!
Sebentar!
Kau tidak apa?
Kakak ipar.
Ku kira kemarinsesuatu terjadi padamu.
Tidak apa-apa.
Dia akan segera pulang.
Aku tidak ingin kau melihat kami seperti ini.
Maafkan aku.
Jangan meminta maaf.
Adikku memang bajingan gila.
Ini.
Untuk membantu membayar tagihan.
Jangan lakukan ini sering kali.
Aku cukup malu seperti itu.
Ini tidak banyak. Ambillah.
Apa kau sudah makan?
Jadi aku memegang payudaranya dan...
Aku juga ingin menggigit kejantanannya,
tapi kupikir aku akan menggunakannya suatu hari nanti,
Dia hanya diam saja?
Tentu saja tidak.
Melompat kesana kemari seperti orang panik.
Dia tak akan berani lagi kesana.
Bawakan makanan, jalang!
Aku bilang, aku lapar.
Apa yang kau lakukan disini?
Lihatlah rambut kusamnya itu...
Apa pedulimu?
Apa yang membawa istri dokter datang ke tempat sederhana ini?
Memastikan betapa sengsaranya aku?
Aku memberimu uang itu agar kau dapat bekerja.
Kau menggunakannya untuk berjudi?
Kau..../ Tidak...
Ya, aku berjudi. Memangnya kenapa?
5 juta won bahkan tidak bisa membeli mobil!
Itu tidak cukup, makanya aku berjudi!
Maka dari itu tuntut saja aku!
Jangan berkata seperti itu pada kakakmu!
Kau tidak ingin adanya hubungan kakak-adik.
Kau suka melihatku hidup seperti ini?
Bisakah kau tidur enak?
Ya, bajingan.
Aku tidur nyenyak./ Baguslah.
Pergilah tidur di rumahmu. Keluar!
Jangan kembali lagi!
Jangan pernah kembali lagi!
Sayang.
Kenapa kau sangat telat?/ Apakah terburu-buru begitu?
Ayo pergi.
Cobalah untuk tidak terlihat sangat terpukul.
Lupakan hasil dari Dr. Yoon./ Jangan mengganggu mereka.
Baiklah.
Ini membosankan, bukan?
Aku lebih suka minum obat.
Aku hanya mencoba untuk memberikan padamu pengobatan terbaik.
Ruang tes ada di atas?/ Tidak perlu terburu-buru.
Kami akan melakukan beberapa tes yang kau lewatkan kemarin.
Apakah sulit untuk buang air kecil?
Sedikit.
Seberapa parahkah?
Membuang-buang uang untuk melakukan tes.
Kau sakit. Pergilah lain kali.
Sudah ku bilang ibu tidak suka tinggal di panti jompo.
Pulanglah./ Kenapa kau khawatir sekarang?
Kau bahkan tak ada disana ketika aku melahirkan.
Kembalilah bekerja.
Mereka takkan membayarmu jika kau tidak bekerja.
Aku bisa naik bus.
Jangan buang-buang uang. Aku tidak sakit.
Jika kau memang khawatir, cobalah kunjungi Keun-deok sesekali.
Kedua orang tuaku sudah tiada.
Dia satu-satunya keluarga yang tersisa.
Jangan minum malam ini.
Kau sebaiknya tidak berakhir seperti kemarin.
Kita tak bisa melakukan operasi./ Kenapa tidak?
Kau tahu./ Apa yang kutahu?
Kau adalah dokter genius.
Aku hanya dukun tua.
Mereka akan segera mem-pesiunkan ku, setelah tiga puluh tahun praktek.
Aku bisa berhenti sekarang.
Aku bukan lagi dokter, jadi jelaskan padaku.
Kita sudah terlambat, Cheol.
Seorang dokter seharusnya tidak mengatakan itu!
Jangan menyerah untuk menyembuhkannya!
Operasi tidak akan membantu apa-apa.
Kelenjar getah beningnya membengkak dan itu sudah menyebar.
Mengoperasinya malah akan membuatnya semakin memburuk.
Lakukan operasi./ Tidak.
Bagaimana kau bisa mengatakan itu?
Dia adalah istri dokter.
Dia sudah mendukungku selama bertahun-tahun.
Kau ingin aku mengatakan padanya bahwa ia akan mati?
Tidak akan.
Tidak sampai aku melihatnya sendiri.
Mungkin tidak seburuk itu.
Dia masih belum merasa kesakitan.
Dia kesakitan. Dia hanya menahannya.
Operasi hanya akan membuatnya menderita.
Aku juga seorang dokter.
Aku tahu ini akan membawa kesakitan.
Terasa sakit setiap kali ia buang air.
Akan semakin memburuk dari hari ke hari.
Hidup seperti terasa mati.
Bahkan jika kita tak bisa menyelamatkannya, kita bisa mengangkat pembengkakan itu.
Setidaknya menghilangkan rasa sakit!
Kau bisa lihat sekarang. Lihatlah keluar jendela.
Apa kau tidak menyukainya?
Sulit untuk mendapatkan warna yang cocok.
Bagaimana menurutmu, nyonya?
Ayo pergi.
Silahkan beristirahat, pak!
Nyonya ada disini.
Kau lihat itu?
Ini adalah kayu halus.
Kering selama enam bulan tidak seperti biasanya.
Lahan ini milik pemerintah.
Tidak ada bangunan yang akan bermunculan,
tanpa menghalangi pemandangan selama sisa hidupmu.
Sial.
Aku datang untuk minta bantuanmu.
Aku?
Jaga istriku setelah dia selesai operasi.
Dia tidak suka ada orang asing disana.
Apa yang kau bicarakan?/ Apa kakak ipar sakit?
Dia kelihatan baik-baik saja sore tadi.
Dia tidak memberi tahu kami.
Dia hanya mengatakan sulit untuk buang air kecil.
Apakah masalah kandung kemih?
Ya. Kandung kemihnya bermasalah.
Aku ingin bicara denganmu./ Bisakah kau membantu?
Dia melakuan pemeriksaan besok.
Cheol!
Tentu saja.
Aku akan menutupnya sekarang.
Apa kau tidak ingin memberitahu suamimu?
Dia takkan kembali selama sebulan.
Cheol!/ Dia masih suka membuat masalah?
Itu tidak baik./ Tidak.
Dia tidak sejahat itu.
He even puts up with his barren wife.
Silakan masuk!
Sial. Mengapa kau di sini?
Untuk menggigit aku lagi?
Apa yang bisa ku gigit? Milikmu terlalu kecil.
Dia tak ada di disini?/ Tidak.
Kau yakin?/ Hentikan!
Aku sudah punya pria baru sekarang, jadi silakan keluar.
Kau memang wanita jalang.
Atau aku akan mengggigit milikmu.
Hei!
Gelas ku kosong, jalang!
Siapa kau?
Apa dia temanmu?
Apa-apaan ini?
Sudah kubilang dia tak ada disini.
Nyonya Lee?
Aku agak terlambat./ Ya.
Dia tidur sepanjang hari dan baru saja bangun.
Syukurlah.
Aku tak bisa keluar dengan tenang.
Yeon-su!
Yeon-su! Nyonya Lee!
Dia sudah datang sekarang.
Siapa kau?
Kau pencuri!
Kau mencuri beras kami!
Aku menangkap pencuri!
Kau membuaku kelaparan sehingga kau dapat mencuri suamiku!
Nyonya Lee?
Nyonya Lee?
Tolong cepat, Tuan Kim.
Ketika hatimu terasa hampa...
Buah persik!
Nenek!
Apa yang kau lakukan?
Kenapa kau duduk di tempat sampah?
Sayang!
Ayo makan buah persik ini.
Ini kotoran anjing! Apakah kau memakan ini?
Dimana keluargamu?
Makan ini dan lupakan tentang pelacur itu.
Kapal segera berlayar...
Tidak, jangan makan itu!
Ibu!
Ibu! Ibu!
Minggir!/ Ibu!
Di sini!
Aku ditumpuki kotoran anjing.
Ibu!
Ibu!
Ibu!
Ibu!
Tangkap aku kalau bisa!
Gelembung, gelembung./ Aku pulang.
Tidak ada dari kalian yang peduli sama sekali!
Aku menyuruh kalian untuk pulang lebih awal!/ Hai, bibi.
Ada apa dengan kalian semua?
Meninggalkan wanita pikun di rumah sendirian!
Tidak mau melakukannya bahkan bila aku mati!
Maafkan aku, bu.
Kau yang melakukannya, Yeon-su.
Aku saja, memangnya dia bisa melakukannya dengan benar?
Kubilang, lakukan!
Baiklah./ Tidak, aku saja.
Kenapa kau tidak mau?
Apa kau tidak dengar?
Hentikanlah.
Ini juga sulit untuk ku.
Apa yang begitu sulit?
Mendapat gaji yang rendah?
Tak ada yang memaksamu untuk bekerja.
Hentikan!
Apa kau seorang putri?
Dan ibumu seorang pelayan?
Apakah ibu seperti itu menurutmu?/ Aku tak pernah mengatakan itu!
Jangan membantah ku!/ Ada apa denganmu?
Membawa Sun-ae kemari karena kau membeci saudaraku!
Bukan seperti itu./ Dan sekarang kau melecehkan Yeon-su!
Kau harusnya pulang lebih awal dan berhenti minum!
Hidup ku sudah cukup sulit.
Cukup sulit?
Apa kau lebih menderita dari ibumu?
Kau tahu apa yang akan dia lalui?
Bola kuning!
Bola merah!/ Ibu!
Kau tidak apa, ibu?
Katakan padaku.
Apa yang mereka katakan tentang penyakitku?
Semuanya./ Tapi aku bahkan tidak merasa sakit.
Ini kanker./ Kanker?
Kanker jenis apa?
Kanker rahim.
Apakah masih awal?
Aku tidak merasa sakit, jadi kurasa begitu.
Apakah mereka harus mengangkat rahimku?
Ya. Kalau begitu, aku siap melakukannya.
Berhenti merokok.
Saat seusia ini aku tak membutuhkan lagi rahim.
Teman-temanku juga melakukannya.
Lebih baik seperti ini.
Aku takut ini akan semakin parah.
Kau tidak ingin menambah anak lagi,
dan aku mendekati masa menopause.
Aku sama sekali tidak takut.
Kehidupan itu sendiri jauh lebih buruk.
Berhenti bertingkah menyedihkan dan masuk ke dalam.
Aku heran kenapa aku jatuh sakit tanpa merasakan apa-apa...
Kau tidak merasa sakit?
Kalau memang aku merasa sakit? Apa yang dapat kulakukan?
Kau ingin ke kamar mandi?
Tidak.
Kalau begitu?
Maafkan aku, bu. Aku tidak tahu.
Bukan apa-apa.
Mereka hanya perlu mengangkat rahim.
Tapi jangan sampai Jeong-su tahu.
Dia bisa mengamuk.
Katakan padanya ini adalah kista.
Jangan khawatir.
Ini prosedur normal saat seusiamu.
Apakah itu sakit?
Tidak sakit sama sekali.
Tidurlah. Ini sudah larut.
Pergilah. Dia sedang menunggumu.
Kau mau kemana, nona?
Piknik.
Kalau begitu bawa aku bersamamu./ Tidak, kau harus makan.
Gadis nakal tak berperasaan.
Kau meninggalkanku dan pergi sendiri?
Kau tak boleh pergi sendiri!
Nona!
Bawa aku bersamamu, nona! Ibu!
Bawa aku bersamamu.
Semoga perjalanmu aman!
Aku akan segera kembali.
Mari kita bawa ini juga ke rumah baru.
Tapi mereka belum berkembang.
Siapa tahu?
Mereka mungkin berubah pikiran setelah mereka melihat pemandangan baru.
Nyonya Kim In-hee?
Kakak ipar.
Kakak ipar.
Kau menyerah pada kewanitaan mu...
Jangan ikut campur!/ Bibi, kumohon...
Ini adalah hari penutupan.
Kau tidak takut, kan?/ Kami harus masuk.
Kakak ipar!
Bibi, ayo keluar!
Jangan melihat-lihat saja.
Hilangkan ini dan tutup.
Bagaimana dengan di sini?
Kita tak bisa menghilangkan itu?
Mungkin tidak yang lain, tapi kita harus menghilangkan ini.
Kami akan memberi obat bius.
Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan.
Pisau bedah.
The seIf retractor.
The Richardson.
Tarik sedikit lagi.
Tutup tubuhnya.
Dan ia hanya menyukainya!
Menggelitik jari kakinya dan semua!
Jadi aku naik ke atasnya dan menggigit payudaranya!
Berhentilah bercanda!
Apakah ia sudah selesai dengan pengobatan?
Rasanya tidak selesai bagiku...
Kau tidak merasa pusing atau gemetar seperti kemarin?
Tidak.
Kenapa kakak ipar seperti itu semalam?
Kenapa dia tak mau menjawab?
Obatnya tidak bekerja.
Dia tidak muntah, tapi itu tidak berarti apa-apa.
Jumlah sel putihnya terlalu rendah.
Lanjutkan pengobatannya./ Aku sudah mengatakan pada mereka untuk berhenti.
Kenapa?
Siapa yang menyuruhmu untuk melakukan itu?
Dia merasa pusing, jadi aku naik.
Badannya syok akibat obat itu.
Ini sudah menyebar ke seluruh tubuhnya.
Syok adalah hal terburuk dalam keadaan seperti ini.
Kau tahu itu.
Aku tidak tahu.
Aku tidak mengerti, jadi terus obati dia!
Mengerti?
Aku jatuh cinta.
Sangat cantik.
Nona!
Kenapa kau belum berkemas?
Ayo cepat./ Aku juga.
Cepat./ Aku merindukanmu.
Kenapa kau berdiri di sana?
Ibuku bisa marah. Kita tidak boleh telat.
Cepatlah.
Tunggu sebentar, nenek.
Kita harus cepat.
Kau tahu ke dermaga.
Berkemaslah./ Aku akan bicara denganmu nanti.
Aku harus pergi./ Ada apa dengan nenek?
Lepaskan bra jelek itu!
Ibu...
Baik. Ini salahku.
Kapalnya tidak akan pergi. Jangan menangis.
Ayo cepat! Cepat berkemas.
Berkemaslah.
Cepat.
Dasar bajingan...
Istriku sedang kesakitan...
Pak!
Anda tak boleh buang air kecil di depan umum!
Anda mabuk!/ Buahku!
Aku?
Tuan!
Kau dapat membawanya pulang.
Sial!/ Lepaskan aku, keparat!
Ini sangat memalukan!/ Malu?
Ayahmu ini memalukan?
Menyuruh istirnya yang sedang sakit kanker untuk pergi membeli obat...
Kau sebut dirimu dokter?
Kau memang bajingan.
Bajingan sialan...
Kau sebut dirimu dokter?
Bajingan sialan...
Tuan Kim.
Tuan Kim.
Kau ada beberapa pasien.
Kau menyuruh mereka menunggu. Dan kau terlambat.
Itu tak bisa diterima.
Aku tahu kau melalui masa sulit, tapi...
Demi manajerial.../ Tuan Kim.
Aku mohon pengertianmu.
Istriku sedang sakit.
Itu bisa kapan saja...
Bisakah kau menunggu sampai saat itu, pak?
Dokter baru akan datang minggu ini.
Dia butuh ruangan.
Setidaknya ijinkan aku tinggal di ruang penyimpanan.
Tidak akan lebih dari dua bulan.
Maaf, tapi tidak bisa.
Jadi tidak kau berikan?
Tidak.
Sayang.
Kenapa tidak?
Kau tidak akan membayar setelah membuat istriku bekerja keras?
Tidak.
Aku hanya meminta yang sepatutnya diterima.
Tidak ada sepeser pun./ Bayar!
Tidak bisa begini.
Kalian menjadi semakin kaya dan memperlakukan kami seperti kotoran.
Kau akan menerima hukumannya. Apa kau sakit sekarang?
Itulah hukumanmu./ Jangan mengatakan hal seperti itu.
Tutup mulutmu, brengsek.
Hukuman atas apa, bajingan?
Apa yang sudah kulakukan sehingga harus dihukum?
Kau membuang uang keluarga pada suamimu!
Dan berapa yang kudapatkan dari memulai sebuah bisnis?
10 juta won!
Sial! Hanya segitu?
Sudah semuanya?
Idiot.
Aku bahkan tak bisa menghitung semua masalah yang kau perbuat!
Jadi apa?
Jangan membesar-besarkan!/ Sayang!
Kita bahkan memiliki bangunan empat lantai.
Itu uang yang banyak.
Kau membuka sebuah toko.
Kau bilang ini salahku?
Bajingan yang mengerikan!
Aku bahkan tak peduli lagi. Kita sudah saling tak mengenal.
Aku akan membawa istriku.
Mengerti? Ayo.
Kemari!/ Tidak!
Kakak ipar sakit. Jangan lakukan ini.
Akhirnya aku harus membayarnya kembali.
Kau tak bisa melakukan ini./ Membayarnya kembali untuk apa?
"Aku butuh 10 juta won untuk ini. 5 juta won untuk itu."
Kau mengatakan seperti itu setiap hari!
Diam dan ikut aku./ Ayo!
Ini!
Apa ini?
Tinggalkan istrimu di sini.
Sial.
Aku harus menyeretnya lepas darimu setiap hari.
Itu uang untuk pengobatan kakak ipar!
Ada apa denganmu?
Bajingan!
Kau mau berjudi lagi!
Aku akan memotong tanganmu kali ini!
Manusia tak berguna seharusnya tidak mengeluh.
Ijinkan aku tidur di ruangan ini selama beberapa hari.
Kau tidak keberatan, kan?
Jangan beritahu istriku.
Ya ampun, bau sekali.
Ibu!/ Sial!
Apa yang nenek lakukan?
Berhenti menunggu ibu dan tidurlah.
Aku akan tidur.
Aneh.
Aku minum dua pil merah kemarin.
Apakah ini obatku?
Coba kulihat.
Ini benar obatmu.
Aku harus pergi meminta mereka untuk mengubahnya.
Kau mau kemana?
Kau bilang yang merah adalah obat anti kanker.
Aku melihat obat itu pagi ini./ Aku juga melihatnya.
Ini benar obatmu. Ayo minum.
Aku dokter. Dengarkan aku.
Perawat itu mencampur obat setiap saat.
Aku tahu apa yang aku minum./ Aku yang menyuruh mereka.
Kau pasti mengalami masa sulit kemarin.
Aku beritahu mereka untuk berhenti memberikannya padamu.
Apa kau gila?
Jadi kau juga menghentikan suntikannya?
Ya.
Aku harus menerimanya, walau itu sulit.
Apa kau seorang dukun?
Lepaskan aku.
Tunggu.
Sayang.
Perawat, aku butuh obatku.
Yang berwarna merah ialah obat anti kanker.
Tunggu sebentar, bu.
Mereka sudah membatalkannya./ Aku tahu.
Suamiku dan Dr. Jang adalah teman lama.
Mereka mengambilnya karena aku mengalami kesakitan,
tapi aku masih butuh obatku.
Aku tidak akan kelewatan dosis.
Ayo pergi./ Ada apa denganmu?
Aku tak punya waktu lagi.
Tak ada yang menyuruhmu untuk ikut campur.
Apakah kau sudah pikun?
Dimana akal sehatmu?
Aku harus sehat.
Ibu membutuhkan ku di rumah.
Apa masalahnya, Nyonya Kim?
Kepala perawat.
Kau mengenal suamiku./ Tentu saja.
Kau tahu obat yang merah itu?
Aku tidak memilikinya./ Ya.
Kau sudah tidak merasa sakit lagi?/ Tentu saja.
Sebentar.
Yang ini?/ Ya, terima kasih.
Vitamin.
Dia boleh pulang hari ini.
Ku pikir aku tak bisa menemukanmu?
Aku akan mematahkan kakimu jika kau melarikan diri lagi.
Ya ampun...
Kau lagi...
Tak bekerja hari ini, pak?
Ya.
Ini seperti yang nyonya inginkan.
Dia sangat teliti.
Kami selalu merepotkannya.
Ini kamar mandinya.
Luas, bukan?
Kau tidak suka?
Sayang.
Aku terus merasa sakit entah kenapa.
Bintik-bintik hitam dan biru di seluruh tubuh.
Aku tidak menabrak apa-apa.
Minum obat penghilang rasa sakit./ Tapi tetap terasa sakit.
Aku akan memberikan suntikan padamu nanti.
Itu akan beraksi lebih cepat.
Dia tampan.
Ibu!
Kalian kelihatan serasi.
Haruskah aku menikah, bu?
Benarkah?
Darimana asalnya? Pohang?
Kita harus bertemu orangtuanya.
Siapkan tanggalnya.
Sebuah pernikahan kecil tidak akan memerlukan biaya besar, kan?
Ibu.
Lihat aku, khawatir soal uang sejak awal.
Bodoh, bukan?
Kau dapat menggunakan furnitur di toko temanku....
Aku hanya bercanda, bu.
Apa?
Jangan bercanda tentang itu.
Apakah itu lucu?
Sama sekali tidak lucu.
Ku dengar saus sangat sensitif, tapi...
Saus kedelai dan sambal merica!
Semua sudah membusuk./ Apa?
Aku ambil sebagian, dan semuanya sudah membusuk.
Bagaimana mungkin?
Hal ini tak pernah terjadi sebelumnya.
Mereka masih bagus sebelum aku pergi.
Sangat aneh.
Semua sausnya sudah rusak.
Hei!
Kau yang bersihkan./ Sial.
Bajingan.
Kenapa ribut-ribut hanya soal kotoran sapi sialan ini?
Kau memakannya nenek, bagaimana ini!
Apakah kesehatanmu semakin memburuk?
Mereka bilang saus akan berubah jadi buruk ketika ada seseorang yang jatuh sakit.
Aneh, bukan?
Sayang... Sayang!
Sayang.
Kenapa denganku, sayang?
Operasinya berjalan lancar.
Apa yang terjadi?
Ada apa denganku?
Aku bukannya semakin membaik, kan?
Maafkan aku.
Ada apa denganku?
Aku sakit.
Semua saus menjadi rusak.
Apa aku sekarat?
Aku sekarat, bukan?
Kenapa dengan diriku?
Maafkan aku./ Aku sekarat...
Apa yang terjadi?
Kenapa?/ Maafkan aku.
Untuk Keluargaku Tersayang,
Rekening Pribadi
Cara untuk menenangkan Nenek...
Terlihat berantakan.
Ada apa?
Aku ingin mencoba perguruan tinggi online.
Untuk apa?/ Hanya...
Mereka menggunakan aplikasi yang disebut "ExceI".
Bisa kau mengajariku?
Nanti.
Setelah aku meninggal?
Kenapa kau harus meninggal?/ Aku harus meninggal.
Ibu tak akan meninggal.
Ada Ayah!/ Jung-yeon!
Ayah!
Ini untuk ibumu./ Ini apa?
Bukan apa-apa.
Mau naik?
Kau akan mengotori pakaian ayah.
Semoga perjalanmu aman.
Ayo ikut kami, ayah.
Aku akan bersama kalian nanti.
Anda tak boleh masuk kemari.
Apa itu bukannya kantor Dr. Jung?/ Dia tidak...
In-hee.
Dr. Yoon.
Ya?/ Cheol?
Mau mandi bersama?
Kau kelihatan tampan menggunakan celana pendek.
Sebentar.
Ada jus di lemari es.
Setelah Memasak Ikan...
Cara Menggunakan Oven
Cara Membuat Kopi
Yeon-su, ambilkan handuk?
Dimana kau?
Kau tidak sakit?
Tentu saja sakit.
Tapi kau kelihatan yang lebih sakit.
Aku baik.
Ibu.
Kau tidak apa, bu?
Darimana kau?
Apakah kau akan merasa lebih baik jika kita pergi naik perahu?
Ya.
Bola kuning...
Itu bola merah.
Bola merah lagi.
Itu bola kuning./ Jalang gila.
Ini merah, bukan kuning!
Ibu?
Ayo bangun. Kau belum meninggal.
Ibu!
Lapar? Mau telur rebus?
Ibu...
Aku melahirkanmu untuk menjadi lebih pintar.
Apa?
Aku melihatnya.
Bertahun-tahun, putriku...
Kenapa kau melakukan itu?
Dia akan bercerai.
Dia akan bercerai./ Yeon-su.
Aku tak ingin mengakhirinya, jadi berhentilah.
Yeon-su./ Tinggalkan aku sendiri.
Aku akan mengatasinya.
Apa maksudmu?
Dia sudah di operasi.
Kita tak melakukan operasi.
Kami tak boleh melakukannya.
Kau mengatakannya sejak awal.
Operasi akan menyembuhkannya.
Kami mencoba mengangkat yang terbesar./ Lalu?
Kami tak bisa mengangkat apapun./ Apa kau bercanda?
Bagaimana mungkin?
Berapa lama ia bisa hidup?
Aku tidak tahu.
Hanya itu yang bisa kau katakan?
Sayang, ini untukmu.
Sudah kubilang, kalian berdua tidur.
Ayo tidur.
Istriku tiba-tiba kembali.
Hanya sebentar.
Aku tak bisa sekarang.
Aku hanya...
Aku sangat ingin melihatmu sebentar.
Ayolah, sayang!/ Jangan menelpon saat dia ada disini.
Aku akan menguhubungimu besok.
Kau harus melakukan hal-hal yang perlu dilakukan.
Aku tidak akan menerima uang lagi./ Aku tidak butuh .
Ini bukan uang.
Lihatlah ketika kau sudah pulang.
Aku ingin tinggal bersamamu./ Aku sudah cukup dikelilingi banyak orang.
Tetap disisi adikku.
Tak peduli yang ia katakan, jangan tinggalkan dia.
Jangan menangis sekarang.
Bawa ini dan pergilah. Aku lelah.
Ada yang harus kulakukan.
Jeong-su.
Ada apa?
Ada apa, nak?
Ibu.
Apa yang harus kuperbuat, bu?
Tidak apa-apa, Jeong-su./ Dia sudah menderita.
Jae-young sangat menderita.
Dia terus mengatakan untuk putus.
Apa dia sakit?
Jangan berpikir macam-macam. Makanlah.
Jae-young!
Kau tidak apa?
Aku hanya.../ Itu terjadi pada setiap orang.
Tidak, aku baru menyadarinya./ Apa?
Masa haidku.
Aku benar-benar menyesal.
Apa?
Sudah tiga bulang.
Kau juga harus mencoba ini.
Kau tahu betapa khawatirnya aku?
Beli aku beberapa bantalan.
Yang berwarna biru?/ Tidak, merah muda.
Baiklah.
Berikan aku 10 ribu won, bu.
Cukup 10 ribu won?/ Ya.
Harganya 9 ribu won terakhir kali.
Maaf.
Hei!
Kau menangis?
Apa yang membuatmu menangis?
Kau bajingan.
Kau tahu apa ini?
Ini uang!
Kau tidak suka uang?
Ini uang yang banyak!
Kau ingin mencoba bayi tabung.
Ayo kita melakukannya!
Lepaskan aku!
Ada apa denganmu?
Kau sudah gila!
Ya, aku gila!
Kau tahu apa ini?
Asuransi Kehidupan
Kakakmu akan meninggal.
Dia diam-diam membuat asuransi jiwa untukmu.
Apa kau mengerti?
Bagaimana agar kau memahaminya?
Bagaimana agar kau dapat memahaminya?
Kenapa kau tidak pergi bermain judi?
Pergi hamburkan uang ini, bajingan!
Bajingan!
Dasar sampah.
Apa yang akan kau lakukan sekarang?
Apa yang akan kau lakukan?
Kau terus mengambil miliknya!
Apa yang akan kau lakukan?
Ada apa sekarang?/ Ini busuk!
Aku baru saja membuatnya pagi ini.
Ini tidak terlihat busuk bagimu?
Semuanya kuning!
Berhenti bersikap tak masuk akal!
Bagaimana ini busuk?
Ini kuning karena kacang kedelai!
Perempuan nakal.
Apa kau sudah gila!/ Ya! Aku gila!
Kau memang wanita kotor tak berguna!
Aku tak bisa tahan lagi!
Aku tidak tahan lagi!
Kau makan ini semua!
Hentikan, nenek!
Kau berjanji untuk membangun rumah sakit Cheol, tapi tidak kau tepati.
Istri tak berguna!
Mati!/ Lepaskan aku!
Lepaskan dia!
Perempuan nakal!/ Nenek!
Aku sudah muak denganmu!
Baik, nenek!
Astaga, kau sangat kuat!
Tenanglah!
Warnanya tidak bagus.
Seharusnya tidak membeli yang mereka punya.
Tidak, ini bagus.
Aku akan melakukannya. Istirahatlah.
Kita harus pindahkan ini dan membersihkan lantai,
atau ibumu akan mengatakan baunya kotor.
Ibu...
Ibu...
Perlu bantuan?/ Aku bisa melakukannya.
Yeon-su.
Apakah sudah pas?
Miring ke kiri.
Ayah!
Dia pasti sedang kesurupan.
Pingsan di lantai, tidak tahu kalau dia sakit.
Tidurlah.
Ibu.
Ibu...
Aku minta maaf atas kejadian sebelumnya./ Apa?
Aku tidak bermaksud marah pada ayah.
Aku marah pada diriku sendiri./ Tidak apa.
Ibumulah yang menderita.
Jangan terlalu sedih.
Ku pikir lebih baik ia sekarang meninggal.
Dia sudah banyak menderita.
Dia bisa beristirahat lebih awal.
Itulah alasan ku melihatmu sekarang.
Aku ingin melakukan yang berarti untuknya.
Aku tahu.
Kita semua melakukannya.
Dan dia juga tahu itu.
Bukankah cangkir ini cantik?
Ya.
Aku membelinya untuk ibumu.
Jangan pernah berpikir untuk mengambilnya ketika kau menikah.
Bagaimana kalau dia tidak suka bunga ini?
Jangan khawatir. Dia suka semua jenis bunga.
Alangkah bagusnya bila kita memiliki bayi itu.
Jangan bicarakan itu lagi.
Hei, ibu!
Kenapa dia keluar?
Kenapa kau keluar dingin begini?
Aku hampir lupa wajah anakku.
Halo.
Kau membawakanku bunga.
Pergilah.
Selamat malam, bu./ Kau tidak masuk?
Aku datang kemari hanya untuk berterima kasih.
Ayo masuk.
Jeong-su masih belum dewasa.
Kau tahu sifatnya, bukan?
Sedikit.
Baunya harum. Terima kasih.
Kakak!
Sangat dingin.
Kau pasti kedinginan./ Sangat indah diluar malam ini.
Apakah dia belum tidur.
Perempuan nakal!
Ibu!
Kau meninggalkanku di sini dan pergi sendiri!
Aku mati kelaparan sekarang!
Aku akan mengambil obatmu!/ Nenek!
Nenek!
Kau di luar kendali!
Ibu, kau tidak apa?
Tunggu, tuan!
Cepatlah, Yeon-su!
Apa kau baik-baik saja, ibu?
Tuan.../ Ibu!
Jeong-su...
Ayah! Kau sedang apa?
Ayo pergi, ayah!/ Ayah!
Ini semua salahku, ayah!
Berhenti...
Sayang...
In-hee!
Semua ini salahku, ayah!
Jangan lakukan itu!
Jangan lakukan itu!
Jangan lakukan itu..../ Berikan palu itu!
In-hee!
Ibu!
Lepaskan, ibu!
Ayah! Jeong-su!
Jangan lakukan ini, ibu!
Ibu!
Ibu, hentikan!
Lepaskan!
Apa yang kau lakukan?
Ibu!
Lepaskan!
Ibu!
Mati!
Mati!
Matilah!/ Lepaskan!
Ibu!
Ibu!
Mari kita mati bersama!
Apa yang akan kau lakukan ketika aku tidak ada, ibu?
Jangan menggangu kehidupan mereka, mati bersamaku saja!
Ibu!/ Mati bersamaku, ibu!
Apa yang kau bicarakan?
Apa kau sakit?
Kenapa kau harus mati, ibu?
Ayah, apa dia sakit?
Jangan mendekat.
Ayah!
Kakak!
Kenapa tak ada yang memberitahuku?
Aku juga takut mati.
Aku ingin hidup.
Tapi aku harus menerima hukuman.
Terkadang aku bahkan bertanya-tanya kapan ibu akan mati.
Atas kecelakan Jeong-su,
Aku berdoa agar dia mendengar doaku.
Aku bersumpah akan memberikan semua uangku,
dan membantu orang lain jika dia sembuh, tapi tidak kulakukan.
Itulah sebabnya aku mendapat hukuman.
Itulah sebabnya aku dihukum.
Aku sedang dihukum.
Ibu.
Biarkan aku membantumu.
Ibu.
Hanya untuk hari ini.
Jangan buang air sembarangan bila aku sudah pergi.
Kau tidak akan melakukannya, kan?
Kau hanya melakukannya hari ini karena kau masih ada aku, kan?
Jangan lakukan itu lagi.
Ibu!
Ayah, setidaknya sampai hasil ujianku keluar, tidak bisakah kau menolongnya?
Aku akan masuk perguruan tinggi dan...
Aku akan mendapatkan pekerjaan paruh waktu.
Aku tak akan minum-minum.
Aku akan rajin belajar dan mendapatkan beasiswa.
Berikan aku satu kesempatan lagi.
Aku tak bisa biarkan dia pergi seperti ini.
Aku sudah sangat jahat padanya.
Aku hanya...
Aku tak pernah memperlakukannya dengan baik.
Merasa enakkan?
Sudah bersih.
Kau kelihatan cantik.
Kau wanita yang kuat.
Merawat suamimu ketika dia kena stroke...
Kesepian selama hidupmu...
Kita berdua bernasip sama.
Ibu.
Jangan membuatku menunggu terlalu lama.
Semua pergumulan yang kau buat membuatku lebih dewasa.
Aku kehilangan ibuku lebih awal.
Kau bersamaku saat Cheol sedang sekolah di Amerika Serikat.
Kau bilang kau membenciku,
tapi kau menyimpan barang favoritmu untukku.
Kau tidak ingat, bukan?
Ibu./ Pergilah!
Ibu.
Maafkan aku.
Kau tahu bagaimana perasaanku, kan?
Aku tahu seharusnya aku tidak mengatakan ini, tapi...
Segera ikut aku.
Jangan menyulitkan Cheol dan anak-anak.
Aku akan menunggumu.
Ibu!
Kau tahu, ibu?
Aku ingin pergi ke sekolah seni./ Lakukanlah yang kau mau.
Bagaimana penampilanku? Aku tak bisa tidur.
Kau cantik.
Aku lolos!/ Benarkah?
Ya./ Coba kulihat.
Wow!
Sekarang kau mahasiswa juga.
Tapi itu tidak dimulai hingga Maret.
Kau seharusnya membeli mouse baru.
Aku tidak tahu kalau dia sakit.
Aku akan di sampingmu jika aku tahu.
Ku kira ada formula untuk mencintai.
Wanita lajang dengan pria lajang.
Menikah dengan keluarga mereka.
Sial.
Ibuku melihat istrimu...
Aku akan bahagia.
Aku akan bertemu orang baik dan menjadi istri yang baik.
Seperti istrimu. Seperti ibuku.
Seseorang yang dapat ku banggakan.
Tentang bagaimana priaku tidur di malam hari.
Bagaimana dia tak bisa cocok dengan kaus kakinya.
Bagaimana kemejanya basah saat ia mencuci.
Dan berapa banyak aku...
Yeon-su.../ Betapa aku merindukannya setiap hari.
Dia akan menjadi pria beruntung.
Bahkan saat menangis, aku tampak cantik.
Yeon-su.
Yeon-su.
Aku ikut./ Terserah.
Kubilang aku akan pergi.
Aku akan pergi sendiri.
Hei!
Sabuk pengaman.
Ayo maju./ Pakailah, sial.
Ayo! Pukul aku!
Aku sudah dipukul lebih banyak dari karung pasir!
Aku benar-benar sudah hancur!
Ayo, pukul aku!
Ada apa denganmu?
Lakukan dengan benar!
Jangan bergerak!/ Perutku!
Ibu.
Ibuku bersikap baik hari ini.
Ibu.
Kau membuatnya pagi-pagi sekali?
Kalian semua sudah dewasa sekarang.
Ini lucu./ Apakah rasanya enak?
Sempurna.
Yeon-su.
Ya?
Yeon-su?
Apa?
Hanya ingin memanggil nama anakku.
Yeon-su.
Kau tidak masuk?/ Aku harus menghasilkan uang.
Kenapa mulai sekarang, ya?/ Bukankah kau yang menyuruhku bekerja.
Dasar idiot.
Hei, ambil ini.
Berikan padanya./ Apa ini?
Ini makanan untuk perjalanan.
Apa ini?
Kue kenari.
Makanan kesukaannya.
Aku membelinya kemarin.
Jadi katakan padanya untuk memasukkan di microwave.
Dia bisa tersedak.
Ini enak.
Maafkan aku, ibu.
Tangan ibu mengelus perutmu. Perut In-hee sedikit bengkak.
Ibu.
Cheol mengajakku ke tempat yang bagus.
Aku terlalu lelah untuk pergi, tapi kurasa aku bisa.
Rumah ini mulai menakutkan bagiku.
Mengucapakan selamat tinggal setelah 30 tahun...
Bersikap baik selama aku pergi.
Aku pergi.
Pakai ini.
Pergi dan bersembunyilah.
Aku akan bersembunyi, jadi temukan aku.
Bersembunyi.
Buka bagasi.
Semoga perjalanmu aman.
Ini sedikit makanan,
dan suamiku membeli kue kenari ini.
Kau sudah sangat membantu.
Aku tidak melakukan apa-apa.
Rawat nenek.
Pasti.
Apa...
Hai, paman.
Agar kau tidak tersedak.
Sampai jumpa.
Sangat dingin!
Ke Wangshimni, tolong.
Kau tidak apa, tuan?
Kita pergi kesana sudah cukup lama.
Waktu berlalu sangat cepat, bukan?
Yeon-su.
Sebelah sana./ Dimana?
Di balik gedung putih itu.
Kau lihat gedung kesehatan?
Ya?
Aku akan bekerja di sana setelah kita pindah kemari.
Kita sampai, ibu.
Tapi ini rumah kita.
Yeon-su dan aku membersihkannya.
Ayo masuk.
Buka bagasi./ Baik.
Astaga.
Lihat ibu,
Ibu akan segera pulang setelah beristirahat.
Kau menangis?/ Tidak...
Siapa aku, Jeong-su?
Ibu.
Katakan sekali lagi.
Ibu...
Jeong-su.
Walaupun kau melupakan...
...suara tawa dan bahkan wajahku...
Jangan lupa bahwa kau lahir dari ibumu.
Berikan ini kepada Jae-young.
Aku mungkin bisa lupa.
Hanya ini yang bisa ku berikan padamu.
Maafkan ibu.
Jika dia hamil,
jangan berpikir untuk menggugurkan bayinya.
Mengerti?
Baik.
Tunggu diluar.
Aku perlu bicara dengan kakakmu.
Yeon-su.
Ibu pikir...
Aku sekarang sudah melupakan banyak hal.
Ibu sangat mencintaimu.
Kau tahu itu, kan?
Ya.
Aku juga sangat mencitaimu.
Aku tahu.
Aku sungguh mencintaimu.
Kau adalah aku.
Dan aku adalah kau.
Bawa adikmu pulang sekarang.
Kurasa ibu perlu istirahat dengan ayahmu.
Anakku yang baik.
Apa ini?/ Hadiah untukmu.
Semua sudah bermekaran.
Ini memalukan./ Ini idenya Jeong-su.
Kenapa harus menggambar bunga ketika kaulah yang terindah?
Aku tak mengerti tentang bunga./ Benarkah?
Kau tidak tahu?
Ibu sangat menyukai bunga.
Dia sangat sayang pada bunga-bunga ini.
Ku harap rasanya enak.
Foto itu selalu membuatku tertawa.
Siapa yang mengambil itu?
Tidak, jangan!/ Ayolah!
Disitu bahkan ada jamur./ Aku ingin pergi ke sungai.
Apa kau tidak kedinginan?/ Tidak.
Jeong-su akan memperbaikinya nanti.
Aku mengerti.
Berhasil./ Ya?
Tidak mengeluarkan suara?/ Tidak apa.
Aku sudah sering menontonnya ketika kau sedang sibuk.
Aku mau buang air...
Tuan Jung! Kau sangat karismatik!
Kau sudah lama tidak bernyanyi./ Mulai sekarang, aku akan setiap hari bernyanyi.
Dulu bintang di langit
Saat aku pertama kali terlahir ke dunia
Kudengar suara berbisik, mengatakan
Untuk menyebarkan cintaku kepada dunia
Hanya bunga yang bermekaran tersentuh oleh cinta itu
Membawa sejuta cinta kepada bunga bermekaran
Saat kau mengosongkan hatimu dari hal-hal yang kau benci
Bu?
Kau begitu beruntung.
Kau akan hidup 20 tahun lagi disini.
Mau mandi?
Terlalu lelah.
Kau akan merasa lebih baik. Aku akan memandikanmu.
Benarkah?
Mataku perih.
Jangan di buka.
Masih perih.
Hampir selesai.
Lihat betapa cantiknya istriku.
Aku punya harapan, sayang./ Apa itu?
Buatkan aku sebuah makam.
Kau bilang ingin dikremasi.
Kita mengkremasi ibuku dan aku tidak menyukainya.
Kita taburkan abunya di Sungai Han.
Setelah beberapa tahun, aku lupa dimana kita taburkan abunya.
Menangis di sungai seperti orang gila.
Aku tidak ingin kau dan anak-anak melakukan itu.
Setidaknya kuburkan aku di bawah pohon pekarangan.
Kau akan baik-baik saja tanpaku, kan?
Jangan lagi mengomel.
Aku tidak mau.
Kau pikir kau akan merindukanku?
Ya.
Kapan?
Setiap waktu.
Setiap waktu, kapan?
Saat aku memakai dasi di pagi hari.
Dan?
Saat aku makan sup yang tidak enak.
Dan?
Saat aku makan sup yang enak.
Dan?
Ketika aku minum-minum dan saat aku pusing.
Ketika aku melihat tempat tidur.
Saat aku tidur dan saat aku terbangun.
Ketika aku ingin merengek.
Ketika ibu berulah.
Ketika Yeon-su menikah.
Ketika Jeong-su masuk perguruan tinggi.
Ketika dia lulus.
Ketika Tahun Baru.
Ketika hari perayaan.
Saat aku sakit dan saat aku kesepian...
Cepat datanglah padaku, jadi aku tak merasa bosan.
Bila kau merasa aku cantik, cium aku.
Aku merasa diberkahi karena memilikimu.
Sayang.
Sayang.
In-hee...
Bari aku makan, bu!
Bu, dimana kau?
Bu!
Beri aku makan.
Yeon-su./ Ya?
Berikan nenek sarapan./ Baik.
Beri aku makan, bu!
Beri aku makan!
Baik, nenek, maafkan aku.
Cari tempat bersembunyi yang lebih baik, Jeong-su.
Lalu mengapa kau tidak melakukannya?
Bukankah itu kelihatan enak?
Apa ini?
Aku membuat makanan untuk kesehatanmu.
Kau hanya asal-asalan?
Bandingkan dengan benar!
Cobalah.
Kau lihat?
Ingat itu.
Ibu menuliskan semuanya.
Atau ikuti petunjuknya.
Atau tanyakan bibi Sun-ae. Dia membantuku terakhir kali.
Baik./ Baik.
Suap aku, perempuan nakal!
Sup ini juga sedikit terasa aneh.
Tidak, ibu. Jangan.
Bantu dia, Jeong-su!
Ayo makan, nenek!
Berikan aku sendok!
Dimana?
Ini adalah tiga tahun hari pernikahan ku dengan Jae-young.
Tidak bisakah Yeon-su mengawasi nenek?
Kau mulai lagi!/ Apa ini, bu?
Kau tahu dia berbohong, kan?
Jangan biarkan dia mengelabuimu./ Aku tidak bohong.
Aku melakukannya minggu lalu.
Aku tidak ingat.
Tentu saja tidak./ Ayolah.
Aku harus pergi kerja.
Jae-young pulang lebih awal?
Tapi hari ini perayaan pernikahan kami!
Kau mengatakan itu terakhir kali.
Kemana kau akan pergi tanpa aku?
Kemana saja, ibu!/ Nenek, hentikan!
Kami akan terlambat, ayah!/ Kami akan pulang lebih awal!
Astaga, kau sangat kuat!
Aku tidak akan pergi, ibu.
Aku akan bermain bersamamu!
Kami datang!
Jangan kau lagi!
Lagi, nenek?
Kau membuatnya lelah.
Aku benci kau!
Tidak apa.
Mulai lagi.
Aku bisa mengatasinya.
Ayo turun!
Di sana!/ Apa lagi sekarang?
Ada apa, ibu?/ Di sana!
Ibu, kumohon!
"Lihat Dekat, Melihat Kecantikan Lihat Lebih Dekat, Melihat Cinta.
"Sebab Itu Adalah Dirimu." Untuk Kim In-Hee (1958-2011)
Ini kotoran sapi!
Penerjemah : Sue Valentino Jakarta, 27 Agustus 2011
Email : suearis@hotmail.com